Halo halo semua... Lagi-lagi lama gak update nih. Hehehe... Maklum kalo penyakit males atau penyakit nge-game kumat, nyalain komputer cuma buat main aja atau nonton drama, Hahaha..
Tapi hari ini ada cerita baru dong, yang pasti seru dan kalau ada yang mau ke Bromo, mungkin bisa jadi gambaran ya...
Hari Jumat, 10 Juli 2015 saya dan suami berangkat dari Mojokerto menuju gunung Bromo. Rencananya sih mau lewat problinggo. Sama-sama belum pernah ke Bromo dan minimnya info, kami nekat berangkat dengan kendaraan pribadi. Jam 9 malam kami berangkat dari Mojokerto mengandalkan google maps sebagai pemandu. Kami sangat bersemangat, sambil membawa bekal martabak mas Bendot :-D
Pokoknya manut saja dengan perintah GMaps, lewat tol ya lewat saja, meski sempat ragu juga sih.
Setelah sampai Pasuruan, keanehan mulai terjadi. Kok jalanan yang kami lewati sepi, tapi karena kami pikir sudah malam ya wajar kalo sepi.
Dengan manut Gmaps, kok jalanan masuk ke perkampungan warga. Terus semakin masuk jalanan menanjak, kami pikir karena menuju gunung maka wajar jalanan seperti itu.
Kami melewati desa perkampungan warga, yang tidak ada PJUnya. Gelaapp dan sepiii... Hanya ada kami dan satu mobil pick up di depan kami, kami ikuti saja mobil itu.
Semakin masuk ke perkampungan, eh ternyata tidak ada jalan pemirsa! Jalanan curam seperti mau ke sungai gitu. Sadarlah kami, kalo kami nyasar! Hoahahaha...
Saat itu kami berada di Sukorejo-Purwoasri. Padahal seharusnya lewat kota Pasuruan lalu ke Probolinggo trus ke Bromo. Ini malah nyasar di daerah yang kami gak tau. Hahaha...
Setelah tau kalo kami nyasar, maka putar baliklah si Popo. Berhubung jalanan tanpa penerangan, kami salah jalan pula saat mbalik. Malah masuk ke gang yang ternyata kuburan! Wakaka... Untunglah saat itu warga banyak yang begadang untuk itikaf. Masjid di desa beda dengan di kota. Saat kami balik itu banyak anak-anak dan remaja yang main bola, ngobrol, di depan masjid. Sambil menunggu sahur mereka asyik main-main. Meski saya gak merayakan, tapi nuansa ramadhan sungguh terasa di desa itu.
Akhirnya setelah nyasar itu, kami menuju Pasuruan. Saya sedikit tertidur dan saat saya membuka mata sudah sampai Pasuruan. Daripada bingung, kami memutuskan bertanya pada pak Polisi saja ke arah mana yang benar.
Terimakasih pak polisi, kami lanjutkan perjalanan menuju Probolinggo. Saat itu saya ketiduran lagi (hehehehe) dan saat bangun sudah dekat dengan area gunung Bromo. Sepanjang jalan banyak yang menawarkan sewa Jeep untuk ke tempat wisatanya.
Tapi karena saat itu masih lumayan jauh dari Bromo, kami tolak saja tawaran itu.
Setelah beberapa saat, kami tiba di pom bensin Bromo. Saya turun untuk ke toilet. Begitu turun dari mobil, brrrr udara dingin menerpa. Hahaha.. Tapi belum terlalu dingin sih. Lagipula saya pakai jaket lengkap. Dari situ kami naik sedikit lagi lalu menyewa kendaraan. Untunglah kami menyewa disitu, karena semakin keatas harga sewa semakin mahal. Dan untung pula kami langsung ketemu sopirnya. Kami ditawari dua tarif Rp 500.000 (dua lokasi) atau Rp 750.000 untuk 4 lokasi. Akhirnya setelah negoisasi kami memilih ke 4 lokasi (penanjakan 1 lihat sunrise, kawah bromo, bukit teletubies, pasir berbisik) dengan tarif Rp 700.000.
Pukul 02:00 kami berangkat menuju penanjakan 1. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari tempat kami menyewa jeep tsb.
Menurut teman saya, Ayu, memang sebaiknya berangkat ke penanjakan sebelum jam 3 pagi. Karena nanti akan sult dapat parkir dan berujung pada naik ojek untuk naik (nambah biaya).
Setelah parkir ditempat yang sangat dekat dengan pintu masuk penanjakan, kami pun turun.
nah dari situ mulai deh angin dan udara super dingin menerpa. Padahal saya sudah pakai baju lengan panjang, jaket, topi wol, sarung tangan, kaos kaki, sepatu. Tapi msih sangat kedinginan.
Si Popo akhirnya mengajak saya masuk dulu ke warung dekat situ untuk minum yang hangat2. Sambil menunggu waktu, kan masih lama juga matahari terbitnya.
Setelah beberapa saat duduk di warung, saya dan suami naik ke view spot. Disana sudah ramai orang mau lihat matahari terbit. Banyak bule lagi, saya yang pendek ini mengkerut dong ama tinggi mereka. Maka langsung aja kami ke depan, mumpung masih ada tempat. Kalo ga gitu ntar gak bisa lihat apa2 deh...
Menanti matahari terbit dengan sangat kedinginan, akhirnya yang ditunggu muncul juga... Popo harus naik2 untuk mengambil gambar.
Nih beberapa foto sunrisenya:
Karena dinginnya tak tertahankan lagi, saya bilang kalo gak kuat ke Popo. Jadi saya diantar turun ke warung yang tadi lagi, sambil dipesankan jahe panas. Popo naik lagi karena masih mau ambil foto.
Saya duduk sambil minum di warung. Banyak juga yang beristirahat disitu sambil makan gorengan.
Dingin2 memang paling enak ngemil ya! hahaha..
Sekitar jam setengah 6 matahari sudah terang, Popo memberi tahu kalo bromo sudah kelihatan dan bagus untuk foto. Cuzzz deh saya naik lagi, hehehehe
Setelah puas foto-foto, kami kembali mencari driver dan jeepnya. Terus perjalanan lanjut menuju kawah Bromo.
Sampai disana banyak kawanan kuda, karena untuk menuju pintu masuk kawah lumayan jauh. Belum lagi harus naik 500 anak tangga yang menuju kawah itu, mungkin karena badan saya kurang fit (trauma kena dingin itu), akhirnya saya memutuskan untuk tidak naik ke kawah.
FYI, disana bau kotoran kuda!
Perjalanan lanjut ke bukit teletubies. Kami jeep pertama yang sampai disana lho, karena mungkin orang-orang masih pada ke kawah.
Puas foto-foto dan melihat pemandangan di bukit teletubies, kami lanjut ke Pasir Berbisik,
Itu tuh, tempat mbak Dian (Sastro) syuting filmnya... Ya seperti namanya pasir berbisik, sudah pasti tempatnya lautan pasir. Hahaha..
Pasir berbisik merupakan tujuan terakhir dari tur kami. Saat di penanjakan dan di tempat teletubies banyak penjual bunga edelweis dan souvenir lainnya. Tapi saya ogah beli tuh bunga edelweis. Tempatnya paling indah adalah di alam, kalo dirumah ntar kasihan dia kena debu.
Tur berakhir, kami kembali ke parkiran mobil. Si Popo yang semalaman gak tidur siat siut di jeep saat menuju parkiran. Wahahaha... Kasihan popoku..
Setelah membayar jeep, kami ambil mobil. Rencananya kami akan menginap semalam di Surabaya dan baru kembali ke Mojokerto hari Minggu.
Setelah keluar dari kawasan gunung Bromo, kami berhenti dulu di pom bensin untuk istirahat sebentar. Popo dan saya tidur di mobil. Tapi gak bisa tidur lama juga karena Probolinggo terik dan setelah turun dari Bromo malah mata jadi terang. Hehehehe.
Maka kami putuskan lanjut jalan saja menuju Surabaya...
Sampai di Surabaya sudah siang sekali dan lapar. Jadi mampir makan di hokben delta sebentar.
Kami belum pesan penginapan karena kami pikir di Darma dekat unair paling masih ada tempat.
Tapi ternyata di Darma full, jadi kami ke Loxy saja depan kantor Popo.
Lihat kasur langsung tepar deh. Hahaa... Belum mandi tuh itungannya kan terakhir mandi jumat sore sebelum berangkat ke Bromo.
Malamnya kami dinner di mie atroep Ondomohen. Saya sukaaa sekali mie godognya..
Setelah kenyang, kami ke Plaza Surabaya karena dapat sms dari Matahari kalau banyak diskon kosmetik menjelang lebaran. Hehehe... Jadi belanja dulu di matahari, dapat diskon beli 2 gratis 1 di Silky Girl dan Make Over, lumayaann... ^^
Popo juga dapat kemeja batik yang bagus. Sejak kapan hari nyari batik gak ada yang cocok..
Setelah istirahat semalam, hari Minggu kami check out. Mampir ke Cito sebentar, lalu lanjutt menuju Mojokerto...
Huaaah perjalanan yang menyenangkan!!!
Capek pasti lah, tapi sebanding dengan sukacita yang kami rasakan.
Sekian postingan kali ini... Sampai jumpa di cerita seru yang lain!
Tapi hari ini ada cerita baru dong, yang pasti seru dan kalau ada yang mau ke Bromo, mungkin bisa jadi gambaran ya...
Hari Jumat, 10 Juli 2015 saya dan suami berangkat dari Mojokerto menuju gunung Bromo. Rencananya sih mau lewat problinggo. Sama-sama belum pernah ke Bromo dan minimnya info, kami nekat berangkat dengan kendaraan pribadi. Jam 9 malam kami berangkat dari Mojokerto mengandalkan google maps sebagai pemandu. Kami sangat bersemangat, sambil membawa bekal martabak mas Bendot :-D
Pokoknya manut saja dengan perintah GMaps, lewat tol ya lewat saja, meski sempat ragu juga sih.
Setelah sampai Pasuruan, keanehan mulai terjadi. Kok jalanan yang kami lewati sepi, tapi karena kami pikir sudah malam ya wajar kalo sepi.
Dengan manut Gmaps, kok jalanan masuk ke perkampungan warga. Terus semakin masuk jalanan menanjak, kami pikir karena menuju gunung maka wajar jalanan seperti itu.
Kami melewati desa perkampungan warga, yang tidak ada PJUnya. Gelaapp dan sepiii... Hanya ada kami dan satu mobil pick up di depan kami, kami ikuti saja mobil itu.
Semakin masuk ke perkampungan, eh ternyata tidak ada jalan pemirsa! Jalanan curam seperti mau ke sungai gitu. Sadarlah kami, kalo kami nyasar! Hoahahaha...
Saat itu kami berada di Sukorejo-Purwoasri. Padahal seharusnya lewat kota Pasuruan lalu ke Probolinggo trus ke Bromo. Ini malah nyasar di daerah yang kami gak tau. Hahaha...
Setelah tau kalo kami nyasar, maka putar baliklah si Popo. Berhubung jalanan tanpa penerangan, kami salah jalan pula saat mbalik. Malah masuk ke gang yang ternyata kuburan! Wakaka... Untunglah saat itu warga banyak yang begadang untuk itikaf. Masjid di desa beda dengan di kota. Saat kami balik itu banyak anak-anak dan remaja yang main bola, ngobrol, di depan masjid. Sambil menunggu sahur mereka asyik main-main. Meski saya gak merayakan, tapi nuansa ramadhan sungguh terasa di desa itu.
Akhirnya setelah nyasar itu, kami menuju Pasuruan. Saya sedikit tertidur dan saat saya membuka mata sudah sampai Pasuruan. Daripada bingung, kami memutuskan bertanya pada pak Polisi saja ke arah mana yang benar.
Terimakasih pak polisi, kami lanjutkan perjalanan menuju Probolinggo. Saat itu saya ketiduran lagi (hehehehe) dan saat bangun sudah dekat dengan area gunung Bromo. Sepanjang jalan banyak yang menawarkan sewa Jeep untuk ke tempat wisatanya.
Tapi karena saat itu masih lumayan jauh dari Bromo, kami tolak saja tawaran itu.
Setelah beberapa saat, kami tiba di pom bensin Bromo. Saya turun untuk ke toilet. Begitu turun dari mobil, brrrr udara dingin menerpa. Hahaha.. Tapi belum terlalu dingin sih. Lagipula saya pakai jaket lengkap. Dari situ kami naik sedikit lagi lalu menyewa kendaraan. Untunglah kami menyewa disitu, karena semakin keatas harga sewa semakin mahal. Dan untung pula kami langsung ketemu sopirnya. Kami ditawari dua tarif Rp 500.000 (dua lokasi) atau Rp 750.000 untuk 4 lokasi. Akhirnya setelah negoisasi kami memilih ke 4 lokasi (penanjakan 1 lihat sunrise, kawah bromo, bukit teletubies, pasir berbisik) dengan tarif Rp 700.000.
Pukul 02:00 kami berangkat menuju penanjakan 1. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari tempat kami menyewa jeep tsb.
Menurut teman saya, Ayu, memang sebaiknya berangkat ke penanjakan sebelum jam 3 pagi. Karena nanti akan sult dapat parkir dan berujung pada naik ojek untuk naik (nambah biaya).
Setelah parkir ditempat yang sangat dekat dengan pintu masuk penanjakan, kami pun turun.
nah dari situ mulai deh angin dan udara super dingin menerpa. Padahal saya sudah pakai baju lengan panjang, jaket, topi wol, sarung tangan, kaos kaki, sepatu. Tapi msih sangat kedinginan.
Si Popo akhirnya mengajak saya masuk dulu ke warung dekat situ untuk minum yang hangat2. Sambil menunggu waktu, kan masih lama juga matahari terbitnya.
Setelah beberapa saat duduk di warung, saya dan suami naik ke view spot. Disana sudah ramai orang mau lihat matahari terbit. Banyak bule lagi, saya yang pendek ini mengkerut dong ama tinggi mereka. Maka langsung aja kami ke depan, mumpung masih ada tempat. Kalo ga gitu ntar gak bisa lihat apa2 deh...
Menanti matahari terbit dengan sangat kedinginan, akhirnya yang ditunggu muncul juga... Popo harus naik2 untuk mengambil gambar.
Nih beberapa foto sunrisenya:
Karena dinginnya tak tertahankan lagi, saya bilang kalo gak kuat ke Popo. Jadi saya diantar turun ke warung yang tadi lagi, sambil dipesankan jahe panas. Popo naik lagi karena masih mau ambil foto.
Saya duduk sambil minum di warung. Banyak juga yang beristirahat disitu sambil makan gorengan.
Dingin2 memang paling enak ngemil ya! hahaha..
Sekitar jam setengah 6 matahari sudah terang, Popo memberi tahu kalo bromo sudah kelihatan dan bagus untuk foto. Cuzzz deh saya naik lagi, hehehehe
Tuh Bromo di belakang |
Cantiknya Bromo |
Sampai disana banyak kawanan kuda, karena untuk menuju pintu masuk kawah lumayan jauh. Belum lagi harus naik 500 anak tangga yang menuju kawah itu, mungkin karena badan saya kurang fit (trauma kena dingin itu), akhirnya saya memutuskan untuk tidak naik ke kawah.
FYI, disana bau kotoran kuda!
Ini di kawah, tapi kami cuma turun jeep lalu foto, gak naik ke kawah. |
Bau kotoran kuda! |
Perjalanan lanjut ke bukit teletubies. Kami jeep pertama yang sampai disana lho, karena mungkin orang-orang masih pada ke kawah.
Bukit teletubies |
Yg kelihatan sedikit itu driver kami, namanya mas Bambang. |
Puas foto-foto dan melihat pemandangan di bukit teletubies, kami lanjut ke Pasir Berbisik,
Itu tuh, tempat mbak Dian (Sastro) syuting filmnya... Ya seperti namanya pasir berbisik, sudah pasti tempatnya lautan pasir. Hahaha..
Pasir berbisik merupakan tujuan terakhir dari tur kami. Saat di penanjakan dan di tempat teletubies banyak penjual bunga edelweis dan souvenir lainnya. Tapi saya ogah beli tuh bunga edelweis. Tempatnya paling indah adalah di alam, kalo dirumah ntar kasihan dia kena debu.
Tur berakhir, kami kembali ke parkiran mobil. Si Popo yang semalaman gak tidur siat siut di jeep saat menuju parkiran. Wahahaha... Kasihan popoku..
Setelah membayar jeep, kami ambil mobil. Rencananya kami akan menginap semalam di Surabaya dan baru kembali ke Mojokerto hari Minggu.
Setelah keluar dari kawasan gunung Bromo, kami berhenti dulu di pom bensin untuk istirahat sebentar. Popo dan saya tidur di mobil. Tapi gak bisa tidur lama juga karena Probolinggo terik dan setelah turun dari Bromo malah mata jadi terang. Hehehehe.
Maka kami putuskan lanjut jalan saja menuju Surabaya...
Sampai di Surabaya sudah siang sekali dan lapar. Jadi mampir makan di hokben delta sebentar.
Kami belum pesan penginapan karena kami pikir di Darma dekat unair paling masih ada tempat.
Tapi ternyata di Darma full, jadi kami ke Loxy saja depan kantor Popo.
Lihat kasur langsung tepar deh. Hahaa... Belum mandi tuh itungannya kan terakhir mandi jumat sore sebelum berangkat ke Bromo.
Malamnya kami dinner di mie atroep Ondomohen. Saya sukaaa sekali mie godognya..
nih penampakannya. Rasanya super sekali,, gak heran sudah bertahan bebrapa generasi |
Setelah kenyang, kami ke Plaza Surabaya karena dapat sms dari Matahari kalau banyak diskon kosmetik menjelang lebaran. Hehehe... Jadi belanja dulu di matahari, dapat diskon beli 2 gratis 1 di Silky Girl dan Make Over, lumayaann... ^^
Popo juga dapat kemeja batik yang bagus. Sejak kapan hari nyari batik gak ada yang cocok..
Setelah istirahat semalam, hari Minggu kami check out. Mampir ke Cito sebentar, lalu lanjutt menuju Mojokerto...
Huaaah perjalanan yang menyenangkan!!!
Capek pasti lah, tapi sebanding dengan sukacita yang kami rasakan.
Sekian postingan kali ini... Sampai jumpa di cerita seru yang lain!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar